ku cela percikan rona yang menggebu
membiarkan sanubari yang hening nan pekat
lolongan nafsu merajai setiap sangkar
penatku terbakar gairah setan
membara bak amarah manusia
ku kubur dalam nista darimu
menjlma godaan setan yang ku cinta
tapaki nirwana demi siksa atasmu
hingga merona wajahmu di dunia
menertawai wajah derita nan gelap gulita
hingga penderita telah menjadi manusia yang
mengemis akan cinta.............
skip to main |
skip to sidebar
Apa saja yang berhubungan dengan saya dan kita semua akan di muat di dalam sini. Seperti yang kita tau bahwa ini sangat brhubungan dengan sifat sosial kita. Dan apa yang saya uraikan ini semua mengenai apa yang kita pertanyakan selama ini.
Diposting oleh
Rizal
di
16.22
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Berbagi ke Twitter
Berbagi ke Facebook
Lirih sepi menyapa malam
menoleh pagi di alunan mimpi
mengejar nafsu di atas pedihku
akan selalu terbayang untuk jadi pendampingmu
menyibak tirai hati yang kian tertutup luka
hingga merekah kepedihan di setiap egoku
hati telah bergeming mencabik asmara
menusuk perih hati yang telah lama luka
menerkam sanubari di atas jalinan kasih
memupuk akal sehatku yang kian menerjang
rona wajamu masih termiang di pikiranku
dan akan selalu hadir di dalam mimpi indahku
sahabatku...........
menoleh pagi di alunan mimpi
mengejar nafsu di atas pedihku
akan selalu terbayang untuk jadi pendampingmu
menyibak tirai hati yang kian tertutup luka
hingga merekah kepedihan di setiap egoku
hati telah bergeming mencabik asmara
menusuk perih hati yang telah lama luka
menerkam sanubari di atas jalinan kasih
memupuk akal sehatku yang kian menerjang
rona wajamu masih termiang di pikiranku
dan akan selalu hadir di dalam mimpi indahku
sahabatku...........
Diposting oleh
Rizal
di
16.17
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Berbagi ke Twitter
Berbagi ke Facebook
menebar kasihmu
cinta yang menerpa di antara dedaunan,
akan menyingsing di sepanjang hayat
hingga terbuai dengan bisikan sang penjelma baiduri
menampakkan wajah dari anggun biasmu yang mewarnai cahaya hati
ku terpaut pada aroma khasmu yang membujur kaku di pikiranku
senantiasa merekah di setiap simponi alam yang berdaut kehidupan manusia
terbang angan ku di atas permukaan langit yang kelam
karnanya ku terbuai oleh serpihan tabir cinta yang suci
namun semua bergejolak seakan belati yang menusuk kalbuku
sungguh tak terbayangan oleh naluri manusia
akan menyingsing di sepanjang hayat
hingga terbuai dengan bisikan sang penjelma baiduri
menampakkan wajah dari anggun biasmu yang mewarnai cahaya hati
ku terpaut pada aroma khasmu yang membujur kaku di pikiranku
senantiasa merekah di setiap simponi alam yang berdaut kehidupan manusia
terbang angan ku di atas permukaan langit yang kelam
karnanya ku terbuai oleh serpihan tabir cinta yang suci
namun semua bergejolak seakan belati yang menusuk kalbuku
sungguh tak terbayangan oleh naluri manusia
Diposting oleh
Rizal
di
16.19
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Berbagi ke Twitter
Berbagi ke Facebook
kesedihan yang mendalam
ku bergulir di antara cumbuan sang pengasih
mencaci diri dengan sentuhan hangat dari belas kasihmu
ku yang memujamu seakan hilang dari pandanganmu
terbengkalai memutari waktu yang tak henti-henti untuk berputar
bisikan sinar putih seakan mencerna pikiranku
kau yang dulu telah memikatku,
kini seakan memutari perasaanku dengan ketidakpdulianmu
ingin ku menerjang cinta yang kau berikan,
namun ku yang mencintaimu tak mampu untuk melakukannya
yang bisa ku lakukan hanya terdiam dengan kesedihan yang mendalam
mencaci diri dengan sentuhan hangat dari belas kasihmu
ku yang memujamu seakan hilang dari pandanganmu
terbengkalai memutari waktu yang tak henti-henti untuk berputar
bisikan sinar putih seakan mencerna pikiranku
kau yang dulu telah memikatku,
kini seakan memutari perasaanku dengan ketidakpdulianmu
ingin ku menerjang cinta yang kau berikan,
namun ku yang mencintaimu tak mampu untuk melakukannya
yang bisa ku lakukan hanya terdiam dengan kesedihan yang mendalam
Diposting oleh
Rizal
di
16.13
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Berbagi ke Twitter
Berbagi ke Facebook
20 oktober
harapan yang kuat akan terkuak di atas ambisi sang penjelma
jiwa mudamu yang kokoh dengan segudang permadani pergaulan,
seakan merekah dimanapun kau menaruh
di setiap sentuhan fajar,
kau terlena dengan manik sinarnya
hingga aku yang telah menjelma ke dalamnya ak mampu
mengingat hari besar dalam hidupmu
pantas kau caci aku dengan kesalmu,
jika aku mengabaikan hari jadimu
dan harapku satu atas hari jadimu
semoga kau mampu untuk memahami orang-orang
di sekelilingmu meski mereka tak pernah mampu untuk mengerti.
jiwa mudamu yang kokoh dengan segudang permadani pergaulan,
seakan merekah dimanapun kau menaruh
di setiap sentuhan fajar,
kau terlena dengan manik sinarnya
hingga aku yang telah menjelma ke dalamnya ak mampu
mengingat hari besar dalam hidupmu
pantas kau caci aku dengan kesalmu,
jika aku mengabaikan hari jadimu
dan harapku satu atas hari jadimu
semoga kau mampu untuk memahami orang-orang
di sekelilingmu meski mereka tak pernah mampu untuk mengerti.
Diposting oleh
Rizal
di
16.02
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Berbagi ke Twitter
Berbagi ke Facebook
cinta yang sempurna
menari indah sang dewani malam
kiasan bintang bertabur kartika
tak hayal bagai dunia beratap petala
merangkai kisah mesra di alam mimpi
yang penuh dengan gejolak
semua tak kuasa lari dan berontak
laksana nestapa di hantam badai nelangsa
tabiatmu seakan penguasa
yang siap mengantarkanku
pada kobaran api cinta yang sempurna
kiasan bintang bertabur kartika
tak hayal bagai dunia beratap petala
merangkai kisah mesra di alam mimpi
yang penuh dengan gejolak
semua tak kuasa lari dan berontak
laksana nestapa di hantam badai nelangsa
tabiatmu seakan penguasa
yang siap mengantarkanku
pada kobaran api cinta yang sempurna
Diposting oleh
Rizal
di
14.20
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Berbagi ke Twitter
Berbagi ke Facebook
merah kebangkitan
semua terpana pada pejuang bangsa
yang berjuang meraih tahta kejayaan
mendaduk memperjuangkan ambisinya
hingga mencapai garis kemerdekaan
walau harus menerka di setiap nafas mereka
akan tetap jaya di zamrud khatulistiwa
terpaut cinta di dasar jiwa
hingga tercapaikemenangan yang menyangkut jiwa
api yang menyala telah membakar semangnat mereka
tatkala seiring pencarian noktah dari selembar peristiwa
memancarkan kharisma pertanda
bangkitnya pejuang BANGSA INDONESIA
yang berjuang meraih tahta kejayaan
mendaduk memperjuangkan ambisinya
hingga mencapai garis kemerdekaan
walau harus menerka di setiap nafas mereka
akan tetap jaya di zamrud khatulistiwa
terpaut cinta di dasar jiwa
hingga tercapaikemenangan yang menyangkut jiwa
api yang menyala telah membakar semangnat mereka
tatkala seiring pencarian noktah dari selembar peristiwa
memancarkan kharisma pertanda
bangkitnya pejuang BANGSA INDONESIA
Diposting oleh
Rizal
di
14.11
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Berbagi ke Twitter
Berbagi ke Facebook
warna-warni kehidupan
ku sibak tirai sanubariku
lalu aku angkat sebuah tanya
merekah di setia ironi kehidupan
melangkah pasti di setiAP junjungan
ku terpaut paa roda dunia
yang selalu bertahta pada umatnya
menebar benih sang pencipta alam
untuk menyeka di setiap bisikan
melonrtarkan berbagai tanya,
melewati batasan akhir dari kehidupan
semua telah berkecimpungpada porosnya
walau telah melewati anugrah dari yang kuasa
lalu aku angkat sebuah tanya
merekah di setia ironi kehidupan
melangkah pasti di setiAP junjungan
ku terpaut paa roda dunia
yang selalu bertahta pada umatnya
menebar benih sang pencipta alam
untuk menyeka di setiap bisikan
melonrtarkan berbagai tanya,
melewati batasan akhir dari kehidupan
semua telah berkecimpungpada porosnya
walau telah melewati anugrah dari yang kuasa
Diposting oleh
Rizal
di
14.06
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Berbagi ke Twitter
Berbagi ke Facebook
Blog Archive
Followers
About Me
- Rizal
- Batam, Batu Aji, Indonesia
- Aku yg simple dan gak mau repot, apalagi ngurusin urusan oranglain. Kadang urusan sendiri aja males banget mau ngurusin.