Ku berlari ke tengah hutan yg kelam
Yg berlalu angin serta badai
mengaung gerombolan penguasa hutan,
Ku tetap berlari menempuh melawan perasaan
Pijakan yg kini ku lewati mungkin telah menjadi abu,
abu yg sama yg ingin ku kutip satu per satu
Teriakan hati yg tak ingin di dengar kian meluap tumpah
godaan tuk pergi pun terus mengiang dalam ingatan,
yg ku tepis bahkan ku lupakan.
bertanya dalam hati yg bengis,
ku terdiam mendengar pertanyaan dan jawabanku sendiri
terus ku terpejam dalam linangan air mata,
yg mencaci diri dalam keegoisan dan mengutuk pikiran keji ini
terhenti langkah larianku,
menoleh ke tempat yg tidak seharusnya
Dan itulah aku,
Mata Sang Pencari Noda
skip to main |
skip to sidebar
CORETAN AMRIZAL
Apa saja yang berhubungan dengan saya dan kita semua akan di muat di dalam sini. Seperti yang kita tau bahwa ini sangat brhubungan dengan sifat sosial kita. Dan apa yang saya uraikan ini semua mengenai apa yang kita pertanyakan selama ini.
Mata Sang Pencari Noda
Diposting oleh
Rizal
di
04.05
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Berbagi ke Twitter
Berbagi ke Facebook
Melesat
Menganung mengira buah perbincangan melesat ketujuan
berbayang berita memacau kebuntuan
bidikan sasaran tak mengenai
menepi penembak keangan-angan.
berbayang berita memacau kebuntuan
bidikan sasaran tak mengenai
menepi penembak keangan-angan.
Diposting oleh
Rizal
di
01.11
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Berbagi ke Twitter
Berbagi ke Facebook
BODOH
HANYA MEMBODOHI DIRI SENDIRI DENGAN KETIDAK-KUASAAN EGO
YANG MENGIKUTI KEHENDAK ORANG YANG MENGANGGAPMU BAIK HATI
PIKIRMU ADALAH DIAM DAN DIA KAN BERTANYA MENGENAI DIAMMU ITU
SEMENTARA MEMBISU PUN TAK MENJADIKAN BATINNYA BERGEJOLAK
YANG MENGIKUTI KEHENDAK ORANG YANG MENGANGGAPMU BAIK HATI
PIKIRMU ADALAH DIAM DAN DIA KAN BERTANYA MENGENAI DIAMMU ITU
SEMENTARA MEMBISU PUN TAK MENJADIKAN BATINNYA BERGEJOLAK
Diposting oleh
Rizal
di
01.10
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Berbagi ke Twitter
Berbagi ke Facebook
Puisi baru kan tertanam dalam jiwa
yang berpadu oleh cinta penuh pesona
memaknai kiasan bertabur pujian,
nan mengiring syair rayuan menyerta
tak kuasa kumenahan rasa yang menerpa
bak ruangan penuh wangi bertebaran ke permukaan
semua kan berteduh dalam kemuliaannya
dari terik kepercayaan yang tak cukup-cukup
yang berpadu oleh cinta penuh pesona
memaknai kiasan bertabur pujian,
nan mengiring syair rayuan menyerta
tak kuasa kumenahan rasa yang menerpa
bak ruangan penuh wangi bertebaran ke permukaan
semua kan berteduh dalam kemuliaannya
dari terik kepercayaan yang tak cukup-cukup
Diposting oleh
Rizal
di
01.04
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Berbagi ke Twitter
Berbagi ke Facebook
Aroma Bangkai
Hati kan teriris mersakan penciman dipenuhi kebusukan
bertaburan bangkai memenuhi alam sehat yang penuh wangi
menghembus aroma bangkai yang menusuk
seakan memakan dan memuntahkan bangkai itu
tak kuasa lari oleh aromanya
dan kan terus menjalar
hingga mendarah daging tak dirasa
terbius dalam aromanya yang khas
hanya kebusukan yang tercium olehnya
bujukan wewangian tak menyurutkan
hanya akan menambah aroma bangkai yang lainnya.
bertaburan bangkai memenuhi alam sehat yang penuh wangi
menghembus aroma bangkai yang menusuk
seakan memakan dan memuntahkan bangkai itu
tak kuasa lari oleh aromanya
dan kan terus menjalar
hingga mendarah daging tak dirasa
terbius dalam aromanya yang khas
hanya kebusukan yang tercium olehnya
bujukan wewangian tak menyurutkan
hanya akan menambah aroma bangkai yang lainnya.
Diposting oleh
Rizal
di
04.14
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Berbagi ke Twitter
Berbagi ke Facebook
Bidikan Sepi
Rekalah tarian kerinduan dalam kegelimangan melodi
yang kian hadir dipesisir senja
menabuh bunyian mengiring angin menerpa
hanut oleh sanubari yang terbang laksana topan membabi buta
tertiba dalam kericuhan yang melanda
namun tak kuasa sepi menyelimutinya
berdiriku kian terduduk menahan badai
terus ku tetap berdiri
meski hamparan pasir menyapu permukaan itu
yang kian hadir dipesisir senja
menabuh bunyian mengiring angin menerpa
hanut oleh sanubari yang terbang laksana topan membabi buta
tertiba dalam kericuhan yang melanda
namun tak kuasa sepi menyelimutinya
berdiriku kian terduduk menahan badai
terus ku tetap berdiri
meski hamparan pasir menyapu permukaan itu
Diposting oleh
Rizal
di
04.07
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Berbagi ke Twitter
Berbagi ke Facebook
Kehendak
Hanya membodohi diri sendiri dengan ketidak kuasaan ego
yang megikuti kehendak orang yang menganggapmu baik hati
pikirmua adalah diam dan dia kan bertanya mengenai diammu itu ?
sementara membisu pun tak menjadikan batinnya bergejolak.
yang megikuti kehendak orang yang menganggapmu baik hati
pikirmua adalah diam dan dia kan bertanya mengenai diammu itu ?
sementara membisu pun tak menjadikan batinnya bergejolak.
Diposting oleh
Rizal
di
04.03
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Berbagi ke Twitter
Berbagi ke Facebook
Blog Archive
Followers
About Me
- Rizal
- Batam, Batu Aji, Indonesia
- Aku yg simple dan gak mau repot, apalagi ngurusin urusan oranglain. Kadang urusan sendiri aja males banget mau ngurusin.