Mata Sang Pencari Noda

Ku berlari ke tengah hutan yg kelam
Yg berlalu angin serta badai
mengaung gerombolan penguasa hutan,
Ku tetap berlari menempuh melawan perasaan
Pijakan yg kini ku lewati mungkin telah menjadi abu,
abu yg sama yg ingin ku kutip satu per satu
Teriakan hati yg tak ingin di dengar kian meluap tumpah
godaan tuk pergi pun terus mengiang dalam ingatan,
yg ku tepis bahkan ku lupakan.
bertanya dalam hati yg bengis,
ku terdiam mendengar pertanyaan dan jawabanku sendiri
terus ku terpejam dalam linangan air mata,
yg mencaci diri dalam keegoisan dan mengutuk pikiran keji ini
terhenti langkah larianku,
menoleh ke tempat yg tidak seharusnya
Dan itulah aku,
Mata Sang Pencari Noda

Melesat

Menganung mengira buah perbincangan melesat ketujuan
berbayang berita memacau kebuntuan
bidikan sasaran tak mengenai
menepi penembak keangan-angan.

BODOH

HANYA MEMBODOHI DIRI SENDIRI DENGAN KETIDAK-KUASAAN EGO
YANG MENGIKUTI KEHENDAK ORANG YANG MENGANGGAPMU BAIK HATI
PIKIRMU ADALAH DIAM DAN DIA KAN BERTANYA MENGENAI DIAMMU ITU
SEMENTARA MEMBISU PUN TAK MENJADIKAN BATINNYA BERGEJOLAK
Puisi baru kan tertanam dalam jiwa
yang berpadu oleh cinta penuh pesona
memaknai kiasan bertabur pujian,
nan mengiring syair rayuan menyerta
tak kuasa kumenahan rasa yang menerpa
bak ruangan penuh wangi bertebaran ke permukaan
semua kan berteduh dalam kemuliaannya
dari terik kepercayaan yang tak cukup-cukup

Aroma Bangkai

Hati kan teriris mersakan penciman dipenuhi kebusukan
bertaburan bangkai memenuhi alam sehat yang penuh wangi
menghembus aroma bangkai yang menusuk
seakan memakan dan memuntahkan bangkai itu
tak kuasa lari oleh aromanya
dan kan terus menjalar
hingga mendarah daging tak dirasa
terbius dalam aromanya yang khas
hanya kebusukan yang tercium olehnya
bujukan wewangian tak menyurutkan
hanya akan menambah aroma bangkai yang lainnya.

Bidikan Sepi

Rekalah tarian kerinduan dalam kegelimangan melodi
yang kian hadir dipesisir senja
menabuh bunyian mengiring angin menerpa
hanut oleh sanubari yang terbang laksana topan membabi buta
tertiba dalam kericuhan yang melanda
namun tak kuasa sepi menyelimutinya
berdiriku kian terduduk menahan badai
terus ku tetap berdiri
meski hamparan pasir menyapu permukaan itu

Kehendak

Hanya membodohi diri sendiri dengan ketidak kuasaan ego
yang megikuti kehendak orang yang menganggapmu baik hati
pikirmua adalah diam dan dia kan bertanya mengenai diammu itu ?
sementara membisu pun tak menjadikan batinnya bergejolak.
 

Copyright © CORETAN AMRIZAL. Template created by Volverene from Templates Block
WP by Simply WP | Solitaire Online